Distan Gelar Ekspose Akhir Kajian Akademis Melati Banjar Batuah
Kabupaten Banjar merupakan sentra melati satu-satunya di Kalimantan Selatan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan baik di dalam provinsi Kalimantan Selatan maupun provinsi tetangga (Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah). Melati Banjar Batuah semakin mencuri perhatian, permintaan masyarakat sangat tinggi karena masyarakat Banjar tidak terlepas dari budaya kembang (bunga) untuk kegiatan adat/budaya dan keagamaan.
Sentra Melati di Provinsi Kalimantan Selatan berada di Kabupaten Banjar pada 2 Kecamatan yaitu Kecamatan martapura (Desa Bincau dan Labuan Tabu) dan Kecamatan Karang Intan (Desa Jingah Habang Hilir, Jingah Habang Hulu, dan Pandak daun).
Varietas melati lokal ini tengah menjadi fokus kajian mendalam oleh Dinas Pertanian Kabupaten Banjar melalui Bidang Sarana Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan menyelenggarakan ekspose akhir kajian akademis observasi dan uji keunggulan Melati Banjar Batuah di Aula Distan, Kamis (12/12/2024).
Adapun tujuan kajian observasi ini untuk memperoleh legalitas dalam peredaran benihnya dalam rangka memenuhi permintaan benih melati bersertifikat sesuai preferensi petani setempat untuk mendukung rencana pengembangan daerah sentra produksi bunga Melati varietas Banjar Batuah di kabupaten Banjar.
Perolehan ijin edar benih akan mendorong penangkar tanaman hias untuk memproduksi benih melati khususnya Banjar Batuah dalam rangka memenuhi kebutuhan benih melati bersertifikat dan bermutu secara in situ dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan penangkar dan petani melati di kabupaten Banjar khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya.
Kegiatan dihadiri Kadis Pertanian Banjar Warsita, Kabid Sarana TPH, Perkebunan dan Peternakan Nurul Chatimah beserta Kasi dan stafnya, Balai TPH Provinsi Kalsel, PPL Karang Intan dan narasumber dari Fakultas Pertanian ULM Dr Hilda Susanti. Mereka memberikan masukan dan saran yang konstruktif untuk pengembangan lebih lanjut dari Melati Banjar Batuah.
Kehadiran mereka untuk membahas secara mendalam keunggulan dan potensi pengembangan melati Banjar batuah. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya mengangkat martabat tanaman di Kabupaten Banjar.
Kepala Dinas Pertanian Banjar, Warsita menyambut positif hasil kajian ini. Pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas dan keunggulan produk pertanian lokal. "Melati Banjar Batuah adalah salah satu varietas unggulan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Kajian akademis yang dilakukan selama ini diharapkan dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk pengembangan varietas ini ke depannya," ujar Warsita.
Lanjut Warsita "Kami akan terus mendorong inovasi dan penelitian di bidang pertanian untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal. Melati Banjar Batuah adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi dan kerja keras dapat menghasilkan varietas unggulan yang siap bersaing," tegas Warsita.
Warsita memberikan apresiasi kepada tim kajian dan semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. "Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi sangat penting untuk memastikan keberhasilan pengembangan varietas unggulan seperti Melati Banjar Batuah. Kami berharap hasil kajian ini dapat diterapkan dalam praktek pertanian di lapangan dan membawa manfaat bagi para petani di Kabupaten Banjar," kata Warsita.
Kepala Bidang Sarana TPH, Perkebunan dan Peternakan, Nurul Chatimah menjelaskan kajian akademis terhadap Melati Banjar Batuah dilakukan melalui serangkaian observasi dan uji keunggulan yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari kualitas tanaman, adaptasi terhadap lingkungan, hingga potensi hasil yang diharapkan. Nurul memaparkan bahwa varietas ini menunjukkan keunggulan dalam hal resistensi terhadap penyakit dan hama, serta memiliki kemampuan adaptasi yang baik di berbagai kondisi lahan.
"Melati Banjar Batuah tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga potensi ekonomi yang besar. Dengan tingkat pertumbuhan yang cepat dan hasil bunga yang melimpah, varietas ini dapat menjadi salah satu komoditas andalan di Kabupaten Banjar," jelas Nurul.
Narasumber dari Fakultas Pertanian ULM Dr Hilda Susanti menjelaskan Melati Banjar Batuah memiliki aroma khas bunga melati yang sangat harum karena mengandung senyawa kimia yang dominan yaitu Alpha-Farnesene (36,39%), linalool (24,29) dan benzyl acetate (10,56%). Melati Banjar Batuah mempunyai produktivitas lebih tinggi (15,5 - 28,6 ton/hektar/tahun) dibandingkan dengan varietas Emprit Bandar Arum ( 4 – 5 ton/hektar/tahun).
Hasil kajian ini diharapkan tidak hanya berhenti pada tahap akademis, tetapi juga dapat diimplementasikan secara praktis di lapangan. Pemerintah Kabupaten Banjar, melalui Dinas Pertanian, berkomitmen untuk mendukung pengembangan Melati Banjar Batuah. Dapat semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas. Kabupaten Banjar siap menjadi pusat pengembangan varietas unggulan yang tidak hanya indah tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.
(Brigade Distan Syaripuddin)