Wabup Habib Idrus Bersama Zuriat Kesultanan Banjar Peringati Haul Sultan Adam
MARTAPURA, InfoPublik - Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi, para habaib dan ulama serta zuriat Kesultanan Banjar dan puluhan jemaah hadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus haul Sultan Adam Al – Watsiq Billah dan Sultan Suriansyah, di Kubah Sultan Adam Martapura, Minggu (15/9/2024) malam.
Mewakili zuriat kesultanan Banjar Guru Gt Hurmuji mengucapkan terimakasih atas kehadiran Wakil Bupati Banjar dan jemaah serta kepada semua pihak yang turut membantu suksesnya acara.
Pada kesempatan tersebut Guru Gt Hurmuji juga menceritakan kembali riwayat Sultan Adam yang menerangkan Sultan Adam Al Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman Al Mutamidullah dilahirkan di Karang Anyar Kesultanan Banjar 1785 Masehi.
“Beliau merupakan putera tertua dari Sultan Sulaiman dan naik tahta pada tahun 1825 sebagai Sultan Banjar ke 12, memerintah selama 32 tahun dengan pusat pemerintahan di Keraton, Sasaran, Pasayangan Martapura,” jelas Hurmuji.
Ditambahkan, Sultan Adam merupakan Sultan Banjar yang menegakkan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah, mengatur lahan pertanian, mendukung kegiatan belajar mengajar di bidang keagamaan, menjaga ekonomi kesultanan dari taktik dagang kerajaan Belanda dan Inggris saat itu.
“Sultan Adam banyak belajar ilmu kepada keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan), bahkan tidak menutup kemungkinan Sultan Adam juga belajar kepada Datu Kalampayan, mengingat kakek dari Sultan Adam bersahabat dengan Datu Kalampayan,” ungkapnya.
Tak hanya sebagai guru, Sultan Adam juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Datu Kalampayan. Karena sepupu dari Sultan Adam yang bernama Ratu Aminah adalah istri dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Setelah Datu Kalampayan wafat pun, Sultan Adam tetap berguru kepada Mufti Jamaluddin, anak dari Datu Kalampayan Martapura.
Setelah perjuangan panjang di atas tahta, dan kerena sakit keras beliau meninggal dunia pada 13 Rabiul Awal 1274 H atau 1 November 1857 M.
Sultan Adam meninggalkan wasiat yang menyatakan cucunya, Pangeran
Hidayatullah yang menjadi
penggantinya. Namun, Belanda justru mengangkat Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar, secara sepihak. (Media Center Banjar/Pepen)