Sepekan lagi, Pemkab Banjar Launching Intervensi Serentak Pencegahan Stunting
MARTAPURA,
InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS) menggelar Rapat koordinasi (Rakor) Pelaksanaan
Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, di Aula Barakat lantai 2,
Martapura, Senin (3/6/2024) siang.
Rakor
dibuka Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi didampingi Kepala
Dinsos P3AP2KB Dian Marliana dan Kepala Bappedalitbang Nashrullah
Shadiq. Dihadiri para kepala SKPD, Kemenag, camat, lurah, kepala
Puskesmas, koordinator penyuluh KB, ketua APDESI kecamatan, Tenaga Ahli
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa serta sejumlah
undangan.
Habib
Idrus menyampaikan, pencegahan stunting sangat penting dilakukan
melalui intervensi spesifik, sensitif dan kolaboratif. Hal ini didasari
atas arahan Wakil Presiden RI tentang pengukuran dan intervensi serentak
pencegahan stunting menjadi gerakan bersama berkelanjutan, yang
bertujuan untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas,
deteksi dini masalah gizi dan kesehatan serta intervensi yang tepat
sasaran.
“Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting
diperlukan kerja sama dan kolaborasi semua unsur termasuk masyarakat
untuk menanggulangi masalah ini secara efektif,” ajaknya.
Habib
Idrus yang juga Ketua TPPS Banjar mengatakan melalui rakor ini, semua
pihak dapat merumuskan rencana aksi bersama yang bisa dilakukan baik
dari intervensi sensitif, spesifik dan kolaboratif.
Di
sisi lain Kepala Dinkes Yasna Khairina didampingi Kepala Dinsos P3AP2KB
Banjar Dian Marliana mengungkapkan rencana intervensi serentak
pencegahan stunting di Kabupaten Banjar dilaunching pada 10 Juni 2024 di
salah satu posyandu di Kecamatan Kertak Hanyar.
“Intervensi
yang dilakukan nantinya adalah melakukan pengukuran atau penimbangan
itu 100 persen. Diharapkan melalui intervensi serentak kali ini kita
bisa mendapatkan pengukuran tersebut di semua sasaran,” tambahnya.
Yasna
menuturkan, berdasarkan data yang ada sebanyak 573 posyandu sudah
memiliki antropometri (alat ukur) untuk memantau berat badan, panjang
badan dan status gizi balita. Namun ada 11 posyandu tambahan yang memang
masih belum punya.
“Solusinya
nanti dari posyandu yang berdekatan bisa meminjamkan atau puskesmas di
desanya bisa meminjamkan antropometri cadangan,” tutupnya. (Media Center
Banjar/Zidane/Man)