Antisipasi Diare pada Anak, Vaksin Baru Rotavirus di Canangkan
Martapura, InfoPublik - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar drg. Yasna Khairina melaksanakan penetesan vaksin baru Rotavirus pada anak usia 2,3,4 Bulan dalam acara Program Keluarga SIGAP (Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan), di Hotel Aston kecamatan Gambut, Kamis (21/9/2023).
Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 1,7 milyar kasus diare pada anak dan 525.000 balita meninggal karena diare di seluruh dunia setiap tahun Rotavirus dan E. coli merupakan dua penyebab tersering kejadian diare sedang sampai berat di negara-negara berkembang.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita 9,8% (Balitbangkes, 2021). Data Profil Kesehatan Indonesia 2020 menyatakan bahwa diare menjadi penyumbang kematian nomor dua setelah pneumonia pada kelompok anak usia 29 hari - 11 bulan yaitu 9,8% kematian, dan pada kelompok anak balita (12 – 59 bulan) sebesar 4,55%.Penelitian Balitbangkes, Kemenkes RI juga menyatakan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari - 11 bulan disebabkan oleh diare (Sample Registration System (SRS) Tahun 2018.
Berdasarkan data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN), Rotavirus sebagai penyebab utama diare cair akut pada balita diare yang dirawat inap, tahun 2001-2008 sebesar 58%, tahun 2009-2011 sebesar 52% dan pada tahun 2012-2016 sebesar 45%. Dari data rawat jalan di 3 RS (RSHS, RS Sardjito,RS Mataram) tahun 2006 ditemukan Rotavirus 41% (Soenarto et al, 2017).
Selain hal tersebut diatas, diare juga dapat menimbulkan masalah stunting pada anak karena zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh,hilang karena infeksi diare yang berulang. Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan diare ini, diantaranya melalui perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan serta penanganan diare dengan oralit dan zink, tetapi belum memberikan hasil yang maksimal.
Dengan mempertimbangkan tingginya beban penyakit diare dan telah adanya beberapa studi tentang diare yang disebabkan oleh Rotavirus serta rekomendasi dari WHO dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) dan tersedianya vaksin yang aman dan efektif, serta meningkatkan kualitas hidup anak bangsa, maka perlu dilakukan pemberian imunisasi RV sebagai upaya komprehensif pencegahan diare pada bayi di Indonesia. Berkenaan hal tersebut maka akan dimulai pelaksanaan pemberian imunisasi RV dengan sasaran pada bayi di 21 kabupaten/kota tahun 2022 yangPetunjuk Teknis Pemberian Imunisasi Rotavirus (RV).
SASARAN PEMBERIAN IMUNISASI
1. Sasaran pemberian imunisasi RV adalah bayi usia 2, 3, dan 4 bulan dengan
interval minimal 4 minggu antar dosis.
2. Pemberian imunisasi RV dosis terakhir pada bayi usia 6 bulan (sesuai
dengan vaksin yang akan digunakan).
Hadir Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, perwakilan Pemerintah Kab. Banjar Asisten I, Dinas Kesehatan Kab. Banjar beserta jajaran, Bapelidbangda Kab. Banjar, Disdik Banjar, BPMD Banjar, Dinsos Banjar, Diskominfo dan Persandian Banjar, perwakilan Camat, Perwakilan Kepala Puskesmas, Perwakilan Tim Penggerak PKK Kecamatan. (IP Kab. Banjar/Brigade Dinkes)