Kabupaten Banjar Dorong Keberlanjutan Program Keluarga SIGAP untuk Generasi Emas 2045

BANJARBARU, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, bersama Kementerian Desa PDT, Dinas Kesehatan, dan Keluarga SIGAP menyelenggarakan Lokakarya Keberlanjutan Program Keluarga SIGAP. 

Kegiatan ini diikuti 149 Kepala Desa se-Kabupaten Banjar yang diselenggarakan selama 2 (dua) hari dari 12-13 November 2025 di Hotel Roditha Banjarbaru.


Asisten Administrasi Umum Rakhmat Dhany mengatakan program ini mendorong integrasi keluarga SIGAP ke dalam perencanaan 
dan penganggaran desa sebagai bagian dari pencapaian Generasi Emas 2045.

Adapun tiga perilaku utama: 
• Imunisasi rutin lengkap dan sesuai jadwal, 
• Cuci tangan pakai sabun (CTPS), 
• Pemberian makanan bergizi dan camilan sehat. 

"Program ini telah menjangkau keluarga dengan anak usia 0–24 bulan melalui pelatihan kader, kunjungan rumah, kelas ibu baduta dan penggunaan media interaktif seperti poster dan alat permainan sebagai sarana komunikasi antara kader dan orang tua baduta, termasuk memanfaatkan media sosial," ujar Rakhmat Dhany saat membuka acara.

Sebagai tindak lanjut dari uji coba pada tahun 2023, pada Tahun 2025 ini Keluarga 
SIGAP diimplementasikan pada 3 wilayah scale up, yaitu Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat, Kabupaten Brebes di Jawa Tengah dan Kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan.
Di Kabupaten Banjar sendiri, Program Keluarga SIGAP hingga Oktober 2025 telah menjangkau 5.115 orang tua baduta dari 149 desa. Sebanyak 491 kader dari 285 posyandu telah diberikan pelatihan  dan telah melakukan 5.037 kunjungan rumah pertama, dilanjutkan dengan 308 Kelas Ibu Baduta di Posyandu.


"Kami melihat SIGAP sebagai pendekatan yang konkret dan berdampak langsung pada keluarga. Ini bukan sekadar program, tapi gerakan masyarakat," ujar Nuwirman, Penasihat Advokasi Keluarga SIGAP, fasilitator utama kegiatan lokakarya.

District Coordinator Keluarga SIGAP, Achmadi, menambahkan kami berharap desa-desa di Banjar dapat melanjutkan program ini secara mandiri. Dukungan dana desa sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan.


Analisis Kebijakan Ahli Madia pada Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa, dari Kementerian Desa PDT Sappe MP Sirait menyampaikan melalui lokakarya ini, kami berharap pemanfaatan Dana Desa untuk kesehatan dasar dapat dipahami dan diterapkan secara optimal. 

"Komitmen kami adalah memastikan setiap desa memiliki akses layanan kesehatan yang lebih baik dan mendukung keberlanjutan program Keluarga SIGAP (Imunisasi, cuci tangan pakai sabun, nutrisi)," ucap Sappe.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappedalitbang Kabupaten Banjar Fara Hayani menyatakan program Keluarga SIGAP ini selaras dengan arah kebijakan dan program prioritas Kabupaten Banjar, khususnya dalam mendukung pelayanan kesehatan dasar. 

"Di dalamnya mencakup edukasi perilaku penting seperti cuci tangan pakai sabun, imunisasi rutin lengkap dan sesuai jadwal, serta pemberian makanan bergizi. Upaya ini sejalan dengan komitmen kami untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menurunkan stunting, dan membangun fondasi kesehatan keluarga yang kuat," jelas Fara.


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr. Widya Wiri Utami menegaskan dampak dari program ini terlihat dari capaian pelaksanaan imunisasi, 
CTPS, dan pemberian nutrisi untuk baduta sebagai bagian dari percepatan penurunan stunting Tahun 2025.

"Kami juga telah menyiapkan kebijakan strategis untuk Tahun 2026 agar upaya ini 
semakin terintegrasi dan berkelanjutan demi mewujudkan generasi sehat di Kabupaten Banjar," ungkap Widya.


Para peserta lokakarya diharapkan semakin memahami urgensi program Keluarga SIGAP dalam percepatan penurunan stunting serta berkomitmen mengintegrasikan upaya tersebut ke dalam perencanaan desa, termasuk pengalokasian anggaran. Dukungan teknis dari 
Kementerian Desa, Dinas PMD, dan Bappeda turut memperkuat langkah menuju Generasi Emas 2045. (Media Center Banjar/Bgs/Hen/Ozi/Prs/Man)


Komentar