
Bappedalitbang Banjar Bahas Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan di Masyarakat Pinggiran Sungai
MARTAPURA, Bappedalitbang Kabupaten Banjar melalui Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi, khususnya Sub Bidang Litbang, kembali melaksanakan kegiatan ilmiah yang sarat makna sosial. Kegiatan bertajuk “Ekspose Pendahuluan Kajian Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan pada Masyarakat di Pinggiran Sungai Kabupaten Banjar” ini resmi dibuka oleh Sekretaris Bappedalitbang, Hanafi, dan turut didampingi Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Fara Hayani, di Aula Bauntung, Rabu (15/10/2025).
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah instansi vertikal seperti Kementerian Agama dan Pengadilan Agama Kabupaten Banjar, serta berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan perwakilan dari enam kecamatan yaitu Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Aluh-Aluh, dan Karang Intan.
Dalam sambutannya, Hanafi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang penting dalam memahami dinamika keluarga di wilayah pinggiran sungai.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat peran keluarga, khususnya peran ayah dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Kita ingin menggugah kesadaran bahwa ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pendidik dan teladan bagi anak-anaknya,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif peserta dalam memberikan masukan kepada tim peneliti.
“Kami berharap seluruh peserta yang hadir dapat memberikan pandangan dan masukan yang membangun agar output dokumen kajian ini benar-benar bermanfaat bagi kebijakan dan program pembangunan sosial di Kabupaten Banjar,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid PPM Fara Hayani menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran keterlibatan ayah dalam pengasuhan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
“Khususnya pada masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai, di mana pola pengasuhan sering kali masih dipengaruhi budaya tradisional,” jelasnya.
Tim peneliti yang diwakili oleh Rika Vira Zwagery, kemudian memaparkan latar belakang penelitian yang berangkat dari fenomena fatherless atau rendahnya keterlibatan ayah yang masih marak ditemukan di wilayah sungai.
Menurutnya, peran ayah sering kali hanya dilihat dari sisi ekonomi semata, padahal minimnya pemahaman tentang pengasuhan positif dapat berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak.
Dalam pemaparannya, Rika menjelaskan bahwa penelitian ini akan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD), wawancara, observasi, serta skala psikologi untuk memperoleh data yang komprehensif.
“Melalui pendekatan ini, kami berharap dapat menggali bukan hanya data, tetapi juga pemahaman mendalam tentang pola pikir dan dinamika sosial para ayah di pinggiran sungai,” paparnya.
Suasana ekspose berlangsung interaktif. Para peserta dari OPD dan kecamatan aktif memberikan pandangan dan berbagi pengalaman lapangan mengenai pengasuhan anak dan dinamika keluarga di wilayah mereka.
Dari penelitian ini diharapkan akan lahir rekomendasi kebijakan berbasis bukti yang dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Banjar untuk memperkuat program pembangunan manusia, menekan angka stunting, serta meningkatkan kesejahteraan sosial keluarga di wilayah pinggiran sungai.(Ione/Brigade Bappedalitbang)