Dinkes Banjar Laksanakan Orientasi dan Pertemuan Stakeholder Pemetaan HIV

Martapura, InfoPublik - Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menggelar Orientasi dan Pertemuan Stakeholder Pemetaan HIV Tingkat Kabupaten Banjar, di Aula Barakat Martapura, Selasa (26/7/2022).

 

Kasi P2PM Dinkes Kab. Banjar Mariana mengatakan Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

 

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya,” ucap Mariana.

 

Dijelaskannya, Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI.

 

Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita,” ungkap dia.

 

Pengelola Program HIV Dinkes Banjar Dewi Ariyani menambahkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan antara lain berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, Menggunakan jarum suntik bersama-sama, Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup

 

Ia juga memaparkan di Kabupaten Banjar Kasus HIV/AIDS menunjukkan trend peningkatan setiap tahun. Kasus HIV dari tahun 2015 yaitu 8 kasus, dan di Tahun 2016 terdapat 15 kasus tahun 2017 terdapat 36 kasus tahun 2018 ada 24 kasus, tahun 2019 ada 61 kasus, kasus 2020 ada 51 kasus dan kasus tahun 2021 ada 41 kasus. Untuk kasus AIDS di tahun 2015 terdapat 1 kasus AIDS (meninggal 1org), dan di Tahun 2016 ada  3 kasus AIDS (meninggal 1 org), tahun 2017 ada 4 AIDS ( meninggal 4 org), tahun 2018 ada 2 kasus AIDS (meninggal 1org), tahun 2019 ada 17 kasus AIDS ( meninggal 6 org), tahun 2020 ada 19 kasus AIDS (meninggal 7 org ) dan tahun 2021 ada 17 kasus AIDS (meninggal 8 orang).

 

“Untuk kasus Syphilis pada tahun 2021 tidak ada kasus, tahun 2020   ditemukan 1  kasus, tahun 2019 ditemukan 3 kasus, 2018 tidak ada kasus, tahun 2017 ditemukan 2 kasus, Tahun 2016 ditemukan 8 kasus, 2015 tidak ada kasus,” jelas Dewi.

 

Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal selama tiga hari ini dihadiri Kepala Puskesmas Kab.Banjar, Camat, Dinsos P3AP2KB, Satpol PP, Kodim 1006/Banjar, Polres Kab.Banjar, Instansi Terkait dan Pendamping Lapangan. (IP Kab. Banjar/Brigade Dinkes) 


Komentar