
Jaga Kesehatan Unggas , Distan dan DPRD Banjar Sosialisasikan Perda Peternakan
MARTAPURA, InfoPublik – Dinas Pertanian (Distan) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar melaksanakan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Banjar Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan di Balai Desa Labuan Tabu Kecamatan Martapura, Selasa (9/9/2025).
Acara ini menjadi wadah penting untuk menjembatani pemahaman antara regulasi dan praktik di lapangan, serta membuka ruang dialog antara pemerintah dan para petani, khususnya mengenai isu-isu krusial seputar kesehatan hewan dan pengelolaan limbah ternak.
Kegiatan dihadiri Komisi II DPRD Kabupaten Banjar Irwan Bora, Plt Kasubbag Umpeg Marlena, narasumber dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner drh Safda Farizy Ridho, Kepala Desa Labuan Tabu serta masyarakatnya.
Komisi II DPRD Kabupaten Banjar, Irwan Bora dalam menjelaskan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Banjar Nomor 5 Tahun 2022.
"Penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan merupakan upaya pengamanan maksimal terhadap pemasukan dan pengeluaran ternak, hewan dan produk hewan, pencegahan penyakit hewan dan zoonosis, penguatan otoritas veteriner dan persyaratan halal bagi produk," kata Irwan.
Irwan Bora juga menjelaskan keterkaitan ternak unggas dengan program MBG.
"Program makanan bergizi gratis (MBG) yang biasanya ditujukan untuk ibu hamil, anak balita, atau anak sekolah. Ternak unggas berperan sebagai pemasok utama dan tulang punggung yang menyediakan bahan pangan bernutrisi tinggi untuk program MBG secara berkelanjutan" jelas Irwan.
Narasumber dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh Safda Farizy Ridho menyampaikan tentang penyakit dan pengolahan limbah pada itik. Penyakit pada itik umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, kekurangan gizi, atau parasit.
"Penyakit Itik stres disebabkan lingkungan bising, kandang terlalu padat, kurang air, transportasi, pindah kandang, atau perubahan pakan. Gejala itik stres perontokan bulu di dada dan sayap, murung, menyendiri, penurunan produksi telur, nafsu makan berkurang, lemah, lesu, dan diare," terangnya.
Lebih lanjut Safda menjelaskan pemberian obat untuk penyakit yang disebabkan bakteri (seperti kolera, coryza), antibiotik dapat dicampurkan ke pakan atau air minum (misalnya Aureomycin atau Oxytetracycline).
Safda mengingatkan konsultasikan dengan dokter hewan untuk dosis dan jenis antibiotik yang tepat.
Pemberian vitamin (terutama A, B kompleks, E) dan mineral penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu pemulihan, terutama pada itik yang kekurangan gizi atau stres. (Brigade Distan Syaripuddin)