
Distan dan DPRD Banjar Bersinergi, Edukasi Petani tentang Pertanian Berkelanjutan
MARTAPURA, InfoPublik - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar bersama Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Melalui sosialisasi untuk memberikan edukasi penting kepada para petani mengenai Peraturan Menteri Pertanian RI No. 39 Tahun 2018 di Desa Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk, Selasa (5/8/2025).
Peraturan ini secara khusus menekankan pada praktik pembukaan dan pengolahan lahan tanpa membakar, sebuah langkah krusial untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya menjadi wadah untuk menyampaikan regulasi pemerintah, tetapi juga ajang untuk memotivasi para petani agar lebih produktif dan berwawasan lingkungan.
Salah satu anggota Komisi II DPRD Kabupaten Banjar, Rusdiana membuka acara dengan membagikan sedikit pengalamannya sebagai wakil rakyat. Ia berharap, ilmu dan pemahaman yang didapatkan dari sosialisasi ini tidak berhenti di ruangan pertemuan, melainkan dapat disebarkan dan diterapkan secara luas di tengah masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian Banjar, Warsita dalam sambutannya memberikan semangat tambahan. Ia mendorong para petani untuk mengoptimalkan lahan pertanian mereka, khususnya dengan menerapkan pola tanam dua kali dalam setahun. Warsita melihat peluang besar bagi petani saat ini.
"Usahakan dua kali tanam, apalagi harga gabah kering sudah naik," ujar Warsita.
Lebih lanjut, Warsita menegaskan bahwa berbagai peraturan perundang-undangan yang ada pada dasarnya dirancang untuk mendukung kemajuan sektor pertanian.
Menurutnya, pertanian yang maju dan dikelola dengan baik tidak hanya menghasilkan produk pangan, tetapi juga mampu menjadi pendukung bagi sektor lain, seperti wisata lokal. Ia mengambil contoh pasar terapung yang menjadi ikon daerah, di mana keberlanjutan pertanian turut berperan penting dalam menjaga ekosistem dan keunikan budaya lokal.
Sesi diskusi tanya jawab menjadi bagian yang paling dinanti. Antusiasme para peserta terlihat jelas saat mereka melemparkan berbagai pertanyaan seputar tantangan yang mereka hadapi di lapangan. Isu-isu seperti Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tungro, hama burung, hingga pengelolaan Kelompok Wanita Tani (KWT) menjadi topik hangat yang dibahas secara mendalam.
Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian, Imelda Rosanty menjelaskan secara rinci tentang pengendalian penyakit tungro pada padi. Penyakit ini merupakan salah satu momok bagi petani padi, dan pemahaman yang tepat tentang cara mengendalikannya sangatlah vital. Imelda juga memberikan tips sederhana namun efektif untuk mengatasi hama burung.
"Hama burung dikendalikan dengan menanam lombok," jelasnya.
Pendapat Imelda diperkuat oleh Rina Lestari, Koordinator Balai Sungai Tabuk menambahkan pentingnya penggunaan varietas padi yang toleran penyakit tungro. Dengan menanam varietas yang telah teruji tahan terhadap penyakit, risiko gagal panen dapat ditekan secara signifikan.
Kegiatan sosialisasi ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah daerah, legislatif, dan masyarakat dalam membangun sektor pertanian yang lebih maju, produktif, dan berkelanjutan. Dengan adanya kolaborasi semacam ini, diharapkan tantangan-tantangan yang dihadapi petani dapat diatasi dengan solusi yang tepat, sehingga kesejahteraan petani pun dapat meningkat. (Brigade Distan Syaripuddin)