
Bersatu Tangani ATS, Pemkab Banjar Dorong Wajib Belajar 13 Tahun dan Pelaksanaan Parenting
MARTAPURA, InfoPublik – Komitmen terhadap pendidikan di Kabupaten Banjar semakin kuat, pada Kamis (31/7/2025) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar menjadi tuan rumah diskusi penting yang melibatkan Bunda PAUD Kabupaten Banjar, Hj. Nurgita Tiyas, perwakilan Direktorat Sekolah Dasar Dr. Wartoni dan Fairuz Khatulistiwa, serta jajaran Dinas Pendidikan.
Fokus utama pembahasan adalah strategi komprehensif penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS), percepatan Wajib Belajar 13 Tahun, dan Gagasan "Sekolah untuk Orang Tua", sebuah inisiatif dari Bunda PAUD Kabupaten Banjar.
Perwakilan Disdik Banjar menjelaskan, akan menjaga anak-anak yang rentan bersekolah untuk tetap berada di sekolah melalui peran aktif guru Bimbingan dan Konseling (BK) serta dukungan dari keluarga.
Ia menekankan bahwa upaya tidak hanya fokus pada penjemputan kembali, tetapi juga pada pencegahan agar tidak ada anak yang putus sekolah, sekaligus mengawal keberlanjutan pendidikan hingga 13 tahun.
Bunda PAUD Hj. Nurgita Tiyas menegaskan pentingnya edukasi bagi orang tua.
"Orang tua harus berpendidikan untuk mendukung demografi berkualitas. Kita perlu membangun filterisasi informasi parenting dan pengembangan minat anak di luar akademik," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan visi jangka panjang program "sekolah S1" yang dikoordinasikan dengan Bappeda, menargetkan satu sarjana per keluarga untuk membangun peradaban.
Nurgita juga menambahkan, salah satu fokus utama dalam penanganan ATS dan dukungan wajib belajar 13 tahun adalah melibatkan peran aktif orang tua. Disadari betul bahwa pemahaman orang tua mengenai pentingnya pendidikan sangat krusial.
"Maka dari itu dikeluarkan surat edaran tentang Pelaksanaan Kelas Orang Tua untuk Mendukung Pendidikan Holistik Anak di Satuan PAUD dan SD se-Kabupaten Banjar," katanya.
Dari Direktorat SD, Dr. Wartoni menekankan bahwa upaya tidak hanya fokus pada penurunan angka ATS, tetapi yang lebih krusial adalah mencegah anak agar tidak menjadi ATS.
Sementara itu, Fairuz Khatulistiwa menambahkan, kita harus mengajarkan anak tentang cinta dan kasih, jangan membatasi anak dengan cara yang keras, serta pengajaran harus mengikuti zaman.
Diskusi menyimpulkan pentingnya menurunkan dan mencegah ATS, mewajibkan anak memilih ekstrakurikuler, dan mewujudkan "kelas untuk orang tua".
Sinergi kuat antara Bunda PAUD, Direktorat Sekolah Dasar, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas, memastikan setiap anak di Kabupaten Banjar memiliki kesempatan optimal untuk meraih masa depan yang cerah. (Media Center/Disdik/Ans)