
Perkuat Lumbung Pangan Lokal, Distan Banjar Gali Potensi Padi Varietas Unggul Lokal Daerah
MARTAPURA, InfoPublik - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar melalui Bidang Sarana Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Perkebunan dan Peternakan, hari ini menggelar ekspose pendahuluan kajian akademis tentang inventarisasi dan karakteristik padi varietas lokal Kabupaten Banjar.
Acara yang berlangsung di Aula Dinas Pertanian ini menjadi langkah strategis dalam upaya memperkuat ketahanan pangan lokal dan mengoptimalkan potensi pertanian di daerah, Jum'at (13/6/2025).
Kegiatan ini dibuka oleh Plt Sekretaris Nurul Chatimah, dihadiri Kepala Bidang dan Kepala Seksi dari Bidang Sarana TPH, Perkebunan, dan Peternakan, Kepala Bidang Perizinan Pertanian serta perwakilan bidang lingkup Dinas Pertanian. Turut hadir tim dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH) Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi pelaksana kajian akademis ini.
Dalam sambutannya Plt Sekretaris Nurul Chatimah menyoroti pentingnya kajian ini, Kabupaten Banjar memiliki banyak varietas padi lokal, termasuk varietas padi baru yang terus bermunculan.
“Namun, fokus utama kami adalah mengidentifikasi dan mengembangkan padi varietas lokal unggul yang sudah terbukti adaptif dengan kondisi lingkungan di Kabupaten Banjar, seperti varietas lokal Rondon dan Siam Datu," ungkapnya.
Nurul Chatimah menambahkan bahwa padi varietas lokal memiliki tingkat keberhasilan budidaya yang lebih tinggi karena telah beradaptasi dengan baik terhadap iklim dan karakteristik tanah di Kabupaten Banjar. Keunggulan adaptasi ini menjadikan padi lokal sebagai aset berharga yang perlu dilestarikan dan dikembangkan secara optimal untuk mendukung produktivitas pertanian dan kemandirian pangan.
Karakterisasi varietas sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian serta mendukung keberlanjutan keanekaragaman hayati
Melalui kajian akademis ini, diharapkan dapat diperoleh data dan informasi yang komprehensif mengenai deskripsi ciri-ciri spesifik dari varietas rondon dan siam datu, yang membedakannya dari varietas padi lainnya. Ciri-ciri ini bisa berupa karakter morfologi, fisiologi, dan agronomi. Dengan dilaksanakannya karakterisasi dan sertifikasi, diharapkan pada tahapan berikutnya varietas tersebut dapat didaftarkan sebagai kekayaan flasma nutfah Kabupaten Banjar.
Nurul Chatimah berharap kajian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan pertanian di Kabupaten Banjar, menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan yang tangguh dengan memanfaatkan potensi sumber daya genetik lokal secara maksimal.
“Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam melestarikan dan mengembangkan kekayaan varietas lokal demi masa depan pertanian yang lebih cerah,” tutupnya
(Brigade Distan Syaripuddin)